Selasa, 21 Juni 2011

Negeri Khayalan Bernama Candi Gedongsongo


Pertama kali manapakkan kaki di depan objek wisata Candi Gedongsongo, kabut turun dari atas bukit seakan menyambut kedatangan tamunnya. Anganpun bisa melayang layaknya di sebuah negeri khayalan. Bagaimana tidak? Kabut putih itu segera menyergap meskipun masih berada di kaki candi. Udaranya dingin sekitar 19-27°C cukup menggigilkan sumsum. Pemandangan hijau pohon pinus yang mengitari sekeliling bukit pun tak kalah urun mewarnai panorama alam ini. Kemudian, memandang ke atas akan terlihat gugusan sembilan candi yang berdiri megah.
Saat itu pula para tukang kuda akan menawarkan persewaan kuda guna menapaki candi-candi yang untuk menjangkaunya harus menempuh jalan dengan kemiringan sekitar 30-50 derajat. Candi Gedong Songo, yang berarti sembilan candi dengan lokasi yang paling tinggi adalah candi dengan angka paling besar.
Meski namanya Gedong Songo, namun cuma 5 candi saja yang masih berdiri kokoh. “Empat candi lainnya sudah tidak utuh lagi, tinggal puing-puing bebatuan yang terlihat semacam situs,” ujar Rafli (43) sambil menuntun kuda miliknya. Semua candi ini dibangun berpencar dan tersusun di atas bukit. Satu bangunan candi berdiri di atas lahan sendiri seluas sekitar 150 X 30 meter persegi. Bangunan candi berurutan. Candi pertama menempati lokasi paling bawah, kemudian berurutan naik dengan jarak bervariasi antara candi pertama, kedua dan seterusnya.
Candi ini terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Ketinggiannya mencapai 1200-1800 meter diatas permukaan laut (mdpl). “Dulu awalnya, ini dinamakan Candi Gedong Pitoe karena pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral Raffles tahun 1740 hanya terdiri dari tujuh bangunan candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi walaupun dalam keadaan tidak utuh,” tambah tukang kuda berkulit gelap itu.
Sepanjang perjalanannya Rafli menjelaskan kelima candi yang masih berdiri kokoh layaknya tour guide. Candi yang pertama berada pada ketinggian 1.208 mdpl dan menghadap ke barat. Candi ini terbagi atas tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap bangunan.
Candi kedua berada pada ketinggian 1.274 mdpl. Terdiri dari dua bangunan, yaitu yaitu Candi Induk (menghadap ke barat)  dan dihadapnya terdapat sebuah Candi Perwara (menghadap ke timur) yang telah runtuh.
Candi ketiga terletak di bukit yang lebih tinggi dibanding candi pertama dan kedua yaitu pada ketinggian 1.297 mdpl. Candi ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap ke barat, candi apit di sebelah utara, dan candi Perwara di depan candi induk. Arca pada relung candi induk masih dapat dijumpai yaitu Durga di relung utara, Agastya di relung selatan, Ganesha di relung timur, dan Mahakala dan Nandiswara terdapat di kiri-kanan pintu candi.
Candi keempat hanya tinggal sebuah candi induk yang menghadap ke barat. Di sebelah kanan kiri pintu masuk candi terdapat relung-relung yang merupakan tempat arca Mahakala dan Mandiswara. Berada pada ketinggian 1.295 mdpl. Terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari Candi Induk dan delapan Candi Perwara, sub kelompok kedua terdiri dari satu Candi Perwara dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua Candi Perwara.
Candi kelima tinggal sebuah bangunan induk saja. Berada pada ketinggian 1.308 mdpl. Candi ini mempunyai keunikan yaitu di bagian kaki candi diisi dengan tanah, kemungkinan hal ini dimaksudkan untuk menghemat penggunaan batu pada struktur candi. Berada pada candi tertinggi, terbentang pemandangan indah ketika melihat ke bawah, kalau cuaca sedang cerah berturut-turut bisa kita lihat dari sisi selatan candi, yaitu Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Merapi.
Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh di sebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. []
 Wulandari Agustina (D0207107)

0 komentar:

Posting Komentar