Kamis, 16 Juni 2011

Batas di UNS

Solo, DetakNews. Rabu (8/6), sejumlah pemain film “Batas” berdiskusi bersama sejumlah mahasiswa UNS. Juga diputar sebuah dokumenter tentang kehidupan di garis perbatasan, “Tapal Batas”.

Bertempat di Gedung Puskom lantai 4, pemain film senior Jajang C. Noer, Piet Pagau, pendatang baru Marcel Dommits, dan associate producer Ichwan Persada bertukar pendapat tentang film Batas. Batas bercerita tentang kehidupan di garis perbatasan dengan konflik tersendiri. Ialah Jaleshwari (Marcella Zalianty), yang juga sebagai produser, dengan keyakinan kuat untuk memperbaiki CSR perusahaannya di Jakarta tentang pendidikan di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Nyatanya, ketika akhirnya bertemu dengan kehidupan budaya Dayak yang hidup disana, Jaleshwari dihadapkan pada masalah kemanusiaan yang lebih pilik. Selain masalah kesadaran akan garis batas kenegaraan, yaitu perdagangan perempuan (trafficking). Disitulah letak persoalan film yang juga mempunyai visi untuk menyadarkan penontonnya akan masalah kesenjangan pendidikan di Indonesia. 

Walaupun di selebaran yang ada disampaiakan bahwa aka nada pemutaran film Batas. Nyatanya tidak ada. Maklum saja, film ini baru akan masuk jaringan bioskop. Sebelum diskusi dan bedah film, diputar terlebih dahulu sebuah film dokumenter serupa, “Tapal Batas”. Bisa dibilang, dokumenter inilah cikal bakal berkembangnya cerita di film Batas. Tentang bagaimana pendidikan yang cukup memprihatinkan, jarak yang sangat jauh dan mahal, tercermin dari perjuangan seorang guru.  Tentang bagaimana masyarakat Entikong memaknai garis perbatasan, yang bagi mereka tidak terlalu penting. Dan tentang trafficking yang kerap terjadi di daerah Singkawang, dengan kedok menikah dengan pria warga negara Taiwan. Diskusi juga berkutat di masalah pesan film dan pengalaman para pemeran dalam proses produksi dengan sekitar lima puluhan mahasiswa  yang hadir hari itu. [] (Syamrotun Fuadiyah/D0207026)

0 komentar:

Posting Komentar