Selasa, 21 Juni 2011

Negeri Khayalan Bernama Candi Gedongsongo


Pertama kali manapakkan kaki di depan objek wisata Candi Gedongsongo, kabut turun dari atas bukit seakan menyambut kedatangan tamunnya. Anganpun bisa melayang layaknya di sebuah negeri khayalan. Bagaimana tidak? Kabut putih itu segera menyergap meskipun masih berada di kaki candi. Udaranya dingin sekitar 19-27°C cukup menggigilkan sumsum. Pemandangan hijau pohon pinus yang mengitari sekeliling bukit pun tak kalah urun mewarnai panorama alam ini. Kemudian, memandang ke atas akan terlihat gugusan sembilan candi yang berdiri megah.
Saat itu pula para tukang kuda akan menawarkan persewaan kuda guna menapaki candi-candi yang untuk menjangkaunya harus menempuh jalan dengan kemiringan sekitar 30-50 derajat. Candi Gedong Songo, yang berarti sembilan candi dengan lokasi yang paling tinggi adalah candi dengan angka paling besar.
Meski namanya Gedong Songo, namun cuma 5 candi saja yang masih berdiri kokoh. “Empat candi lainnya sudah tidak utuh lagi, tinggal puing-puing bebatuan yang terlihat semacam situs,” ujar Rafli (43) sambil menuntun kuda miliknya. Semua candi ini dibangun berpencar dan tersusun di atas bukit. Satu bangunan candi berdiri di atas lahan sendiri seluas sekitar 150 X 30 meter persegi. Bangunan candi berurutan. Candi pertama menempati lokasi paling bawah, kemudian berurutan naik dengan jarak bervariasi antara candi pertama, kedua dan seterusnya.
Candi ini terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Ketinggiannya mencapai 1200-1800 meter diatas permukaan laut (mdpl). “Dulu awalnya, ini dinamakan Candi Gedong Pitoe karena pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral Raffles tahun 1740 hanya terdiri dari tujuh bangunan candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi walaupun dalam keadaan tidak utuh,” tambah tukang kuda berkulit gelap itu.
Sepanjang perjalanannya Rafli menjelaskan kelima candi yang masih berdiri kokoh layaknya tour guide. Candi yang pertama berada pada ketinggian 1.208 mdpl dan menghadap ke barat. Candi ini terbagi atas tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap bangunan.
Candi kedua berada pada ketinggian 1.274 mdpl. Terdiri dari dua bangunan, yaitu yaitu Candi Induk (menghadap ke barat)  dan dihadapnya terdapat sebuah Candi Perwara (menghadap ke timur) yang telah runtuh.
Candi ketiga terletak di bukit yang lebih tinggi dibanding candi pertama dan kedua yaitu pada ketinggian 1.297 mdpl. Candi ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap ke barat, candi apit di sebelah utara, dan candi Perwara di depan candi induk. Arca pada relung candi induk masih dapat dijumpai yaitu Durga di relung utara, Agastya di relung selatan, Ganesha di relung timur, dan Mahakala dan Nandiswara terdapat di kiri-kanan pintu candi.
Candi keempat hanya tinggal sebuah candi induk yang menghadap ke barat. Di sebelah kanan kiri pintu masuk candi terdapat relung-relung yang merupakan tempat arca Mahakala dan Mandiswara. Berada pada ketinggian 1.295 mdpl. Terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari Candi Induk dan delapan Candi Perwara, sub kelompok kedua terdiri dari satu Candi Perwara dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua Candi Perwara.
Candi kelima tinggal sebuah bangunan induk saja. Berada pada ketinggian 1.308 mdpl. Candi ini mempunyai keunikan yaitu di bagian kaki candi diisi dengan tanah, kemungkinan hal ini dimaksudkan untuk menghemat penggunaan batu pada struktur candi. Berada pada candi tertinggi, terbentang pemandangan indah ketika melihat ke bawah, kalau cuaca sedang cerah berturut-turut bisa kita lihat dari sisi selatan candi, yaitu Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Merapi.
Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh di sebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. []
 Wulandari Agustina (D0207107)

Cerita Asrah Batin Dua Desa

Seperti halnya saudara kandung, seorang kakak tidak boleh menikah dengan adiknya. Begitu juga hubungan kedua desa bersaudara, Ngombak dan Karanglangu. Tidak boleh ada pernikahan antara penduduk kedua desa tersebut. “Karanglangu itu kakak dan Ngombak itu adiknya,” ujar Slamet, Kepala Desa Karanglangu.
Karanglangu dan Ngombak, keduanya terletak di daerah yang sama yaitu Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Bentangan sungai besar Kedungmiri yang membuat jarak antara keduanya. Setiap dua tahun sekali sang kakak selalu mengunjungi adiknya. Peristiwa ini yang dinamakan Upacara Asrah Batin. Dalam bahasa Indonesia berarti menyerahkan atau memasrahkan perasaan.
A. Tamsir A., Ma. Pd yang dipercaya sebagai pemimpin Upacara Asrah Batin menceritakan bahwa hubungan kedua desa ini sudah ada sejak adanya desa tersebut. “Ceritanya bermula dari janda yang sering dikenal dengan nama Mbok Randha Dhadhapan. Dipanggil begitu karena dia tinggal di Desa Dhadhapan. Anak laki-lakinya bernama Kedhana dan anak perempuannya bernama Kedhini”, ungkap guru Sekolah Dasar ini layaknya mendongeng.
Suatu hari Kedhana dan Kedhini pergi dari rumah karena dimarahi oleh ibunya. Ketika dalam perjalanan mereka terpisah satu sama lain. Kedhana menetap di Desa Karanglangu dengan nama Raden Bagus Sutejo dan Kedhini menetap di Desa Ngombak dengan nama Raden Ayu Mursiyah.
Bertahun-tahun kemudian, Sutejo bertemu kembali dengan Mursiyah dan tidak saling mengenal satu sama lain. Tak diduga mereka saling jatuh cinta, bahkan serius ingin melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. “Nah, sebelum menikah, baru tahulah mereka satu sama lain kalau mereka kakak beradik. Ada bekas luka di pelipis sebelah kiri Raden Bagus Sutejo. Luka yang mengingatkan keduanya tentang kejadian sebelum mereka pergi dari rumah yaitu luka bekas dipukul ibunya,” sambil menunjukan makam Raden Ayu Mursiyah, Sugiarto, sang juru kunci menceritakan.
Pertemuan ini yang memupuskan cinta kasih dan rencana pernikahan mereka. “Setelah diceritakan semua kejadian yang dialami masing-masing, merekapun terharu dan menangis. Tangisan ini merupakan tangis kebahagiaan karena dapat bertemu lagi antara kakan dan adik,” jelas Tamsir dalam makalahnya “Cerita Asrah Batin”.
Dalam makalahnya, Tamsir mengungkapkan bahwa untuk menjaga hubungan persaudaraannya, Kedhana alias Raden Bagus Sutejo dan dan Kedini alias Raden Ayu Mursiyah membuat suatu perjanjian. Setiap dua panenan sekali sang kakak akan mengunjungi adiknya  Ngombak bersama sanak kadang, tetangga serta masyarakat Desa Karanglangu. Dan si adik beserta seluruh masyarakat Ngombak akan menjemputnya di tepi Sungai Kedungmiri, tempat mereka bertemu kembali.
Setelah Sutejo dan Mursiyah meninggal, upacara ini tetap dilaksanakan dengan pemerannya adalah Kepala Desa Karanglangu dan Kepala Desa Ngombak. Kepala Desa Karanglangu datang dengan naik kuda diiringi oleh warga masyarakatnya menempuh perjalanan kurang lebih tujuh kilometer dan menyeberangi sungai. Dengan membawa makanan kesukaan adiknya yaitu minuman dari air tape yang disebut Badhek. Sedangkan sang adik menyiapkan sambutan dengan mengadakan “Beksan Langen Tayub” dengan diiringi “Gendhing Eling-eling Boyong” serta makanan kesukaan kakaknya Bothok Ikan Mangut.
Selama bertahun-tahun masyarakat Karanglangu dan Ngombak melaksanakan tradisi Asrah Batin ini. Kepercayaan warga setempat, jika melaksanakan upacara ini akan mendapat keberuntungan dan jika tidak dilaksanakan akan terjadi bencana. “Ada kejadian seorang pendatang tenggelam di sungai yang dalamnya hanya sebatas perut, apa ini wajar? Setelah di selidiki tertanya sesajen yang gunakan dalam upacara Asrah Batin kurang lengkap,” terang kakek juru kunci berambut putih itu.
Upacara tersebut dilaksanakan dua tahun sekali yaitu pada tahun genap di bulan Ruwah hari Minggu Kliwon. “Untuk tahun ini jatuh pada tanggal 11 Juli 2010,” tutur Mahfud, Kepala Desa Ngombak menutup cerita.

 Wulandari Agustina (D0207107)

Dua Tim UNS Masuk Final UBL

Dua tim basket putri UNS akan saling adu kemampuan di laga final UMS Basketball League (UBL) di Gor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (22/6). Final ini mempertemukan tim dari FISIP dan POK-FKIP.

Setelah melewati empat pertandingan dengan sistem setengah kompetisi, tim FISIP yang belum pernah sama sekali mengalami kekalahan unggul dalam pengumpulan poin. Pada pertemuan pertama di awal kompetisi, FISIP berhasil mengalahkan POK-FKIP dengan skor 63 - 32.

"FPOK itu musuh bebuyutan kami, dengan FISIP sudah ketemu empat kali, " Ungkap  Dyah Puspitasari, salah satu pemain FISIP yang berada di posisi point guard. Dyah juga menambahkan, timnya lebih optimis pada pertandingan nanti karena bisa mengalahkan POK-FKIP di babak penyisihan.

"Soal persiapan tidak ada latihan khusus di tim, yang penting istirahat cukup", lanjutnya. (Tomi Hernawan/D0207104)

UNS, Peringkat Kedua Universitas Paling Diminati di Indonesia




Detak News - (Solo) Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mendata sedikitnya ada 500-an formulir di data base yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Tahun ini penyelenggaraan SNMPTN Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dilaksanakan secara full online artinya pendaftar dapat mengisi data pada formulir hingga pembayaran secara online di lokasi tempat tinggal peserta. Selain itu, peserta dapat mencetak kartu ujian SNMPTN tersebut secara mandiri.
Namun demikian, Rektor UNS, Prof Dr Much Syamsulhadi dr Sp.KJ (K) mengatakan meskipun belum terdata seluruhnya ada sedikitnya 500-an formulir yang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan. Indikasi kesalahan seringkali terdapat pada cara menggunggah dan memasang foto hingga ketika memasukkan indentitas diri.
“Kesalahannya ada dua, memasukkan identitas diri dan mengunggah foto diri,” jelasnya pada acara jumpa pers di UNS, Selasa (25/5).
Syamsulhadi mengatakan, jumlah pendaftar hingga pukul 12.00 WIB lalu tercatat 33.132 orang, angka tersebut merupakan tertinggi nomer dua seIndonesia setelah Universitas Hasanudin, Makasar dengan jumlah pendaftar 36.869. Sementara untuk tren program studi yang diminati peserta di antaranya Kedokteran, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Komunikasi, Akuntansi dan Pendidikan Matematika.
“Persaingan seleksi cukup ketat salah satunya di beberapa program studi FKIP,” jelasnya.

Sumber:  SNMPTN.OR.ID


Maharani K. Dj. / D0207069

SNMPTN UNS

Sebanyak 42.024 dari 44.649 calon mahasiswa yang memilih Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dipastikan terpental.
Sebab tahun ini, UNS hanya menerima 2.625 mahasiswa melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Rektor UNS Prof DR Much Syamsulhadi SpKJ(K) didampingi Ketua Panitia SNMPTN, Prof DR Ravik Karsidi MS mengatakan, bagi yang masih ingin masuk ke UNS, pihaknya membuka jalur mahasiswa swadana.
”Pendaftaran sudah kami buka sejak sebulan lalu, dan akan ditutup 23 Juli mendatang. Jumlah pendaftar sampai saat ini 2.264 calon mahasiswa,” kata dia.
Untuk swadana, kuotanya hanya 575 kursi. Adapun sistem penyaringannya dari nilai SNMPTN. Karena itu peserta SNMPTN saja yang bisa mendaftarkan diri di program ini.
”Jadi tidak ada tes khusus. Sebab kami langsung mengambil dari nilai SNMPTN dan langsung diperingkat sesuai dengan jumlah pendaftar di masing-masing program studi,” kata dia.
Selain mahasiswa swadana, UNS juga membuka seleksi khusus program Studi Sastra Arab yang izinnya baru turun dari Dirjen Pendidikan Tinggi, sehingga tidak masuk dalam SNMPTN.
Pendaftaran dimulai 20 Juli sampai 5 Agustus mendatang. Tes diadakan pada 7 Agustus dan pengumuman 11 Agustus. Mahasiswa yang diterima akan dilantik bersamaan dengan seluruh mahasiswa yang diterima di UNS dari berbagai jalur pada 18 Agustus.

Sumber: SNMPTN.OR.ID

Maharani K Dj / D0207069

Kecurangan Merambah Dunia Pendidikan

Detak News - Ketidakjujuran telah menjadi masalah yang sangat kronis dan sistemis di negeri ini, bahkan ”meracuni” anak-anak. Padahal, anak-anak di jenjang pendidikan dasar sebenarnya menjadi harapan untuk memperbaiki masa depan bangsa Indonesia yang kini sedang diterpa krisis moral dan karakter.


Sekolah bukan sekadar tempat transfer ilmu serta mengejar target kelulusan, tetapi tempat menanamkan nilai kejujuran.

Untuk memperbaiki karakter bangsa ini, sudah saatnya kejujuran menjadi gerakan nasional yang melibatkan semua pihak.

Demikian disampaikan praktisi pendidikan Arief Rachman, Anita Lee, dan Utomo Dananjaya di Jakarta, Rabu (15/6). Mereka menanggapi kasus diusirnya keluarga Ny Siami (32) oleh warga sekitar karena mengungkap ketidakjujuran yang terjadi di sekolah anaknya, Alifah Ahmad Maulana (13). Alifah diminta gurunya untuk memberikan contekan kepada teman-temannya saat ujian nasional lalu.

Menurut Arief, sekolah semestinya bukan sekadar tempat transfer ilmu serta mengejar target kelulusan. ”Lebih penting dari itu, justru mendidik moral dan karakter anak-anak, terutama soal kejujuran,” ujar Arief.

Anita Lee, Guru Besar Pendidikan dari Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, mengatakan, ketidakjujuran yang terungkap di satu sekolah hanyalah kebetulan karena ada yang berani mengungkap. ”Di tempat lain sebenarnya kecurangan sudah biasa terjadi. Sayangnya, tidak ada yang mengungkap,” kata Anita.

Parahnya, sekolah yang diharapkan menjadi benteng terakhir pendidikan moral justru ikut merusak moral anak dan itu dicontohkan langsung oleh guru.

Utomo Dananjaya yang juga Direktur Institute of Education Reform Universitas Paramadina, Jakarta, mengatakan, merebaknya sikap permisif terhadap kecurangan yang terjadi di sekolah-sekolah sebenarnya sangat mengkhawatirkan bangsa ini.

”Sistem pendidikan perlu dievaluasi secara menyeluruh dan mendalam. Pasti ada yang salah dengan filosofi, sistem, dan arah pendidikan kita,” kata Utomo.

Ia berkeyakinan, sistem pendidikan saat ini hanya bersifat ”pengajaran”, tetapi tidak melakukan pendidikan moral dan karakter, seperti kejujuran, disiplin, menghormati kemanusiaan, dan toleransi.

Gerakan nasional

Arief mengatakan, untuk memperbaiki moral dan karakter masyarakat bangsa ini, kejujuran harus menjadi gerakan nasional yang dilakukan semua pihak secara bersamaan. ”Tidak mungkin dilakukan hanya oleh sekolah karena sekolah tidak berdiri sendiri. Ada sistem yang kait-mengait,” ungkapnya.

Sumber: Kompas.com

Maharani K Dj / D0207069

Pendidikan dan Teknologi


FEATURE: PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI

Detak News - Ada banyak 'kata-kata berdasar emosi' mengenai bagaimana komputer-komputer akan membantu anak-anak belajar secara mudah topik yang cangih dan akan menyiapkan mereka untuk masuk dunia modern, termasuk keterampilan dan pengetahuan tinggi mengenai ilmu sains dan industri. Katannya dari TK mereka akan mulai mengerti struktur komputer dan akses Internet akan membantu mereka mendapat informasi yang mereka perlu secara cepat, dll. Padahal, rialitasnya adalah jauh berbeda, hampir sebaliknya.

Tidak perlu dijelaskan bahwa komputer-komputer di dalam sekolah dipakai secara hampir eksklusif untuk "gaming" (main games), yang menggunakan 99% dari waktu menggunakan laptop. Siswa-siswi aktif main game yang berbeda – mereka melawan "monsters", mereka membela Bumi dari pendatang "alien" (dari luar angkasa), mereka main balapan mobil, pesawat terbang, tembak-tembakan dan masin-masin lain yang ribut, mereka masuk goa-goa untuk mencari berlian atau menang dan menjadi jagoan di dalam cerita "adventure" di luar angkasa. Semua mainan ini punya grafik-grafik yang terang dan berwarna-warni, bersuara dan berbunyi-bunyi, dan imaginasi anak-anak berusia 11-15 ditangkap secara penuh oleh daya tarik game-game ini.

Tetapi pada waktu akhir istirahat, dan siswa-siswi harus kembali ke dunia rial (masuk kelas) untuk les, beberapa hal yang menarik menjadi.

Yang pertama, siswa-siswi adalah marah, karena game-game yang merangsang diganggu untuk melanjutkan les di kelas yang "dull boring" (tidak menarik dan membosankan). Jelas, perasaan marah ini ditujui kepada guru. Otak dan "soul" (jiwa) siswa-siswi masih penuh ada di dalam game, dan siswa-siswi tidak mampu sama selkali untuk memikirkan atau menerima informasi mengenai les. Keadaan mental ini berlangsung selama 10 sampai 30 minet"

Apakah, membawa laptop ke sekolah ada dampak yang positif?

Sudah diketahui bahwa komputer (termasuk LapTop) adalah sebuah alat yang bisa membantu kita (guru dan siswa) untuk membuat pelajaran lebih menarik dan bervariasi. Budaya belajar/ mengajar dan memakai komputer di sekolah diciptakan oleh pihak yang bersangkutan, dalam hal ini kepala sekolah, guru dan siswa yaitu dengan adanya peraturan sekolah (school policy). Jadi kalau budaya sekolahnya berantakan itu karena kurangnya waktu yang disediakan untuk perencanaan.
Seperti di Melbourne, LapTop (Tablet PC) disediakan untuk siswa kelas 9 (SMP kelas 3) ke atas. Mereka harus membawa LapTop mereka ke setiap kelas. Dari pengalaman, mereka menyimpan LapTop mereka di 'locker' selama jam istirahat.

Setiap mata pelajaran berlangsung selama 50 menit. Di kelas Bahasa Indonesia, biasanya guru minta siswa untuk membuka dan memakai LapTop mereka selama 15/ 20 menit terakhir. Tujuannya untuk revisi kata atau bentuk kalimat yang baru saja dipelajari pada 30 menit pertama. Program yang dipakai untuk menciptakan aktivitas ini adalah TASK MAGIC. 'Languages Online' yang tersedia secara gratis di Web.

Kadang-kadang, di kelas 9 - 12, LapTop juga dipakai untuk membuat catatan singkat selama guru menerangkan (dengan program OneNote yang tersedia dalam program Microsoft Office}. Program ini bisa dipakai untuk semua mata pelajaran.

Kadang-kadang LapTop juga dipakai untuk mengerjakan proyek ICT (dengan memakai Excel, Ink Art, Snipping, Power Point, FrontPage, yang tersedia dalam Microsoft Experience Pack for Tablet PC). Proyek ICT biasanya mencakup pemakaian teks, gambar dan suara.

Jadi, pada dasarnya pemakaian LapTop di sekolah punya dampak yang positif. Sebetulnya, para guru yang bersangkutan bisa menciptakan pengajaran yang tidak membosankan dan pemakaian LapTop di kelas merupakan salah satu cara untuk membuat sebuah pelajaran lebih menarik.

Jadi, pada dasarnya pemakaian LapTop di sekolah punya dampak yang positif. Sebetulnya, para guru yang bersangkutan bisa menciptakan pengajaran yang tidak membosankan dan pemakaian LapTop di kelas merupakan salah satu cara untuk membuat sebuah pelajaran lebih menarik.
Fasilitas teknologi merupakan produk kemampuan manusia, bukan sebaliknya. Karena itu, yang perlu diperhatikan dan dibangun dalam dunia pendidikan (kita) bukanlah teknologi (dalam arti alat-alat seperti komputer, dll) tetapi otak manusia. Jika teknologi fisik ditekankan dalam dunia pendidikan kita, maka kita menciptakan manusia-manusia yang dikuasai oleh teknologi. Pendidikan bukan untuk menciptakan manusia yang dikuasai oleh teknologi tetapi, untuk menciptakan manusia yang menguasai teknologi, yang sanggup menciptakan teknologi itu. Komputer dan laptop di sekolah adalah salah satu proyek yang dapat menciptakan manusia-manusia teknis yang berbahaya secara moral.

Dengan itu kita menciptakan generasi yang bermental cari gampang, yang bekerja hanya dengan kekuatan-kekuatan luar (alat-alat teknologi) dan tidak sanggup menciptakan (tidak kreatif) bagi kehidupannya sendiri dan orang lain; dengan itu kita menciptakan manusia-manusia yang terus menjadi konsumen teknologi dan tidak pernah menjadi produsen; dengan itu kita menciptakan generasi yang terus ditentukan (dijajah) oleh orang lain. Tampaknya, kultur kita (orang Indonesia) belum siap untuk menggunakan komputer (laptop) di sekolah. Laptop di sekolah hanya "mengizinkan" pembentukan manusia-manusia konsumtif.

sumber: teknologipendidikan.com
sumber foto: pmdkduaonline.wordpress.com

Maharani K. Dj / D0207069

“Saya Mau Jihad Pagi, Mbak…”

Gedung Pengajian MTA
“Saya mau jihad pagi, mbak………” ujar Parjiyem (71). Ia dan anaknya baru saja menempuh perjalanan sejauh 8 km menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Baki, Sukoharjo. Sambil berjalan terbungkuk-bungkuk Parjiyem ditatih anaknya menuju ‘gedung biru’ Yayasan Majelis Tafsir Al Quran (MTA).
Adakah alasan yang begitu kuat hingga seorang nenek, yang jalannya tiada lagi tegap mau berjalan menuju ke gedung pengajian Yayasan MTA? Ya. Parjiyem bersama kurang lebih 6000 orang lainnya yang berasal dari Solo dan sekitarnya, bahkan ada peserta yang berasal dari Magelang, Semarang, Surabaya dan Madiun, merelakan datang ke gedung tersebut untuk Jihad Pagi. Jihad Pagi adalah istilah untuk ‘pengajian Ahad Pagi’. Ber’senjata’kan Al Quran, buku catatan dan alat tulis, mereka berjuang melawan musuh utama manusia, kebodohan.
 
Gelombang massa tersebut menuju sebuah jalan kecil depan Istana Mangkunegaran, tepatnya di Jalan Ronggowarsito. Mereka berbondong-bondong menuju gedung pengajian yang diapit SMP 5 dan Pasar Ngarsopuro.
 
Sejak pagi, satuan tugas (satgas) berseragam hijau ber-emblem Yayasan MTA telah berjejer rapi di depan gedung untuk mengatur lalu lintas. Bukan hanya kendaraan yang perlu diatur, tapi peserta pengajian juga perlu pengarahan agar tidak macet dan tergencet. Fenomena ini mungkin hanya kita lihat ketika Sholat Idul Fitri atau Idul Kurban. Tapi di gedung Yayasan MTA, gelombang ini terjadi rutin setiap minggu pagi.

Gedung Pengajian Termegah
Bisa dikatakan, gedung pengajian Yayasan MTA merupakan gedung pengajian termegah dan satu-satunya di Solo. Diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 8 Maret 2009, gedung ini mengusung arsitektur gaya modern minimalis. Penggunaan kaca berwarna biru yang banyak terpasang, membuatnya mendapat julukan ‘Gedung Biru’ serta memberi kesan teduh dan nyaman.

Gedung pengajian Yayasan MTA terdiri dari bangunan empat lantai di atas tanah seluas kurang lebih 4.000 m2. Gedung ini mampu menampung 6.000 orang. Tidak lupa pula kendaraan peserta juga diberikan lahan yang cukup luas di teras gedung. Bila tidak mencukupi- dan pastinya tidak -maka taktanggung-tanggung, SMP 3, SMP 5, SMP 10 dan tepi Jalan Slamet Riyadi-pun dikaryakan untuk menjadi lahan parkir dadakan. Lantai I digunakan sebagai perkantoran dan tempat pengajian Ahad Pagi bagi peserta yang telah lanjut usia atau cacat, sedangkan peserta lainnya menempati lantai II, III dan IV.

Peserta putra dan putri masuk dari pintu yang berbeda. Di masing-masing pintu masuk terdapat stand untuk mendapatkan brosur kajian Ahad Pagi minggu ini, bundle brosur Ahad Pagi dari tahun ke tahun dan rekaman video Jihad Pagi. Di tempat ini pula panitia Jihad Pagi telah bersiap untuk menyambut para peserta. Ada yang bertugas memberikan tas plastik untuk menyimpan sepatu atau sandal peserta, ada juga yang bertugas untuk mengarahkan para peserta ke tempat yang telah disediakan dengan tersenyum ramah.

Di gedung ini telah disediakan berbagai sarana pendukung seperti TV plasma, layar proyektor, dan sound system. Pengajian yang dimulai pukul 07.30 hingga pukul 11.00 WIB ini tidak hanya untuk kalangan warga MTA saja, tapi untuk siapa saja ingin menimba ilmu Agama Islam.
‘’Tempat ini terbuka bagi masyarakat umum’’ kata Drs. Ahmad Sukina, pemimpin Yayasan MTA dalam salah satu kajiannya
Dulu dan Kini
Menurut Marwaningsih (40), seorang peserta pengajian menyatakan bahwa sebelum bertempat di Jalan Ronggowarsito, pengajian Ahad Pagi tidak terlaksana di gedung megah seperti ini.
“ Dulunya bertempat di Kemlayan, tapi semakin hari semakin banyak pesertanya, sehingga tidak cukup lagi”, jelas Marwaningsih yang telah mengikuti Jihad Pagi selama 9 tahun.
Ia pun menjelaskan, selama pembangunan gedung pengajian Yayasan MTA, Jihad Pagi dialihkan ke gedung SMA MTA di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Dana pembangunan diperoleh dari infaq peserta Jihad Pagi itu sendiri serta dari warga MTA. Kotak infaq itu sampai saat ini masih ada di tiap lantai gedung.

Saat ini, gedung pengajian MTA telah genap setahun menjadi pusat menimba ilmu agama di Solo. Dengan eksistensinya, diharapkan gedung pengajian Yayasan MTA dapat menjadi suaka bagi pencari ilmu agama dan pencari kedamaian batin di tengah himpitan kehidupan. Bila Anda kebetulan pada hari minggu melewati Jalan Ronggowarsito, dan menghadapi macet yang panjang, jangan keburu panas dan bunyikan klakson. Tenangkan diri, luangkan waktu dan ikuti pengajian Ahad Pagi di gedung pengajian Yayasan MTA, niscaya hari minggu Anda akan lebih sempurna. Mari berjihad pagi.[] Fikriana M.R (D0207056)

Mie Bandung, Cita Rasa Khas Minyak Ikan

Detak News-Solo. Bagi Anda penggemar mie ayam, sempatkanlah mampir untuk mencicipi cita rasa mie ayam dari warung makan kaki lima Mie Bandung. Lokasinya terletak di tepi jalan jalan RM Said, Surakarta. Di siang hari, tempat ini ramai dikunjungi orang-orang yang beristirahat untuk makan siang atau sekedar mencicipi rasa istimewa mie ayam ini,
Mie Bandung hanya menjual satu macam menu yaitu mie ayam. Namun jangan salah, meski hanya mie, warung ini sangat ramai di siang hari. Selain rasanya enak, harganya sangat murah. Cukup dengan merogoh kocek Rp 4.000-Rp 4.500 Anda bisa menikmati semangkuk Mie Bandung nan lezat.
Warung ini buka pagi hingga sore hari. Saking penuhnya, Anda terkadang harus menunggu sejenak untuk bisa duduk menikmati sajian. Atau jika Anda tidak sabar, Anda bisa membawa pulang pesanan Anda.
Mie Bandung menyediakan 3 pilihan mie, yakni mie ayam, mie pangsit dan mie komplit. Mie pangsit dengan harga Rp 4.500,00, berisi mie dengan taburan daun bawang dan potongan ayam, ditambah dengan semangkuk pangsit dengan kuahnya. Rasanya selain gurih dan segar juga jadi istimewa dengan tambahan minyak ikan. Giyono (42), pemilik warung Mie Bandung mengaku keistimewaan mie ayamnya terletak pada penggunaan minyak ikan. “Namanya Mie Bandung ya pakai minyak ikan, itu ciri khasnya”, ujar Giyono sambil melayani para pelanggan.
Meski bukan malam Minggu atau malam hari libur lainnya, tetapi pengunjung warung cukup banyak. Tentu saja jumlah pengunjungnya akan meningkat saat libur akhir pekan atau hari besar. Menurut Giyono, memang hampir setiap hari warungnya dipenuhi pengunjung selama jam buka dari pukul 11.00-21.00. Dalam sehari, ia bisa menjual 150 mangkuk mie ayam. Itu setara dengan 20 kg mie basah serta 2 kg pangsit dan bakso. ”Alhamdulillah, laba bersih yang didapat rata-rata Rp 2.000.000,00 per bulan,” ungkapnya.
Rasa mie-nya tak jauh beda dengan mie ayam lainnya, juga kuah dari pangsitnya, segar dan gurih. Tambahan minyak ikan menambah sentuhan asin dan sedap. Terlebih, harganya yang murah, membuat para konsumen ‘kangen’ untuk datang lagi. Seperti yang diungkapkan Adi (21), mahasiswa semester 8 ini mengaku selalu mengajak kawan-kawannya untuk datang ketika waktu makan siang. “ Rasa dan harganya cocok untuk kantong mahasiswa”, ujarnya.
Di Mie Bandung, yang sudah buka sejak 1998, selain minyak ikan yang sudah dicampurkan dalam mie sesuai porsi, Giyono juga menyediakan minyak ikan tambahan di meja bagi pembeli yang menginginkan rasa gurih minyak ikan yang lebih.
Sebelum tahun 1998, Giyono berjualan dengan grobak berkeliling kampung. Kini, meski ia telah memiliki warung tetap, Giyono masih menjaga sendiri warungnya. Giliran jaga di warung tersebut dibagi dengan istrinya. ”Saya dapat jatah jaga dari pukul 11 siang sampai 5 sore,” tutur Giyono, yang mempekerjakan 4 karyawan di Mie Bandung.
Mie Bandung membuka cabang di Pasar Nusukan dan Jl. RM Said 57 yang dikelola oleh keluarganya sendiri. Giyono juga berencana membuka cabang di belakang kampus Universitas Sebelas Maret, namun masih terhalang pada masalah pengelola. “Tempat, uang sudah ada. Tinggal mencari orang yang bisa dipercaya untuk mengelolanya. Jaman sekarang susah cari orang yang bisa dipercaya”, ujar Giyono sambil tertawa.[]
 Fikriana M.R (D0207056)

Senin, 20 Juni 2011

Festival Komputer Indonesia, Yakin Sukses Besar


Pameran Festival Komputer Indonesia (FKI) bertajuk ‘Gelegar Pesta Komputer’ kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta pada tanggal 8 hingga 12 Juni 2011. Ingin mengulang kesuksesan pameran FKI tahun lalu, multi event yang juga diselenggarakan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makasar tersebut menargetkan akan didatangi oleh 100.000 orang pengunjung.

Branch manager Dyandra Promosindo wilayah Semarang dan Yogyakarta selaku event organiser pameran itu, Agung M. Paramata mengatakan pameran yang berlangsung selama empat hari (8-12 Juni 2011) optimis mampu menyedot 100 pengunjungan. Bersamaan dengan moment tepat liburan sekolah, kenaikan kelas dan pendaftaran siswa baru, diharapkan mampu meraih transaksi senilai Rp7 miliar.

“Para pelajar ini tentunya membutuhkan komputer, netbook, atau gadget baru dan diharapkan kali ini kami dapat mencapai target transaksi sebesar itu”, ungkapnya. Bahkan pameran Mega Bazaar Komputer sebelumnya Maret lalu transaksi yang diptakan mencapai Rp5,8 miliar.

Menurut dia, sebenarnya nilai transaksi bisa melebihi target, jika lembaga pembiayaan yang mengikuti pameran ini, bersedia mengungkapkan hasil transaksinya, karena diperkirakan leasing yang ikut ini transaksinya bisa mencapai 40% dari target.

Mengenai penjualan, dikatakannya saat ini masih didominasi oleh netbook, notebook dan tablet yang bisa menyumbang 30 persen nilai total transaksi. Selain itu, printer masih banyak diminati masyarakat mengingat harganya yang terjangkau dan inovasi produk yang terus berkembang.

Dijelaskanya agar mendongkrak transaksi para pengunjung, diadakan pula undian grandprize berupa logam mulia senilai Rp 100 juta dan doorprice berupa satu unit motor yang diundi pada akhir pameran bagi para pembeli yang bertransaksi.

“Selain itu, kami juga membuat program lelang barang dimana barang yang dijual akan lebih murah dari yang ada dipasaran,” tutup Agung. (Nisita Rizki Alisa/D0207128)